- Rangkaian Elektronika 1 KLIK DISINI
- Rangkaian Elektronika 2 KLIK DISINI
Tampilkan postingan dengan label Teknik Elektronika Dasar. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Teknik Elektronika Dasar. Tampilkan semua postingan
Kamis, 21 April 2016
E-Books tentang Analisa Beberapa Rangkaian Elektronika
Berikut adalah E-Books tentang Analisa Beberapa Rangkaian Elektronika
Label:
E-Books,
Teknik Elektronika Dasar
E-Books Teknik ELektronika Dasar
Berikut adalah E-Books tentang Teknik Elektronika Dasar
- bab01-arus-dan-tegangan-listrik KLIK DISINI
- bab02-rangkaian-arus-searah KLIK DISINI
- bab03-alat-alat-ukur-listrik KLIK DISINI
- bab04-kapasitor-induktor-dan-rangkaian-ac KLIK DISINI
- bab05-komponen-dan-rangkaian-ac KLIK DISINI
- bab06-bahan-semikonduktor KLIK DISINI
- bab07-dioda-sambungan-pn KLIK DISINI
- bab08-rangkaian-penyearah KLIK DISINI
- bab09-transistor KLIK DISINI
- bab10-karakteristik-transistor KLIK DISINI
- bab11-tegangan-panjar-transistor KLIK DISINI
Label:
E-Books,
Teknik Elektronika Dasar
Selasa, 01 Maret 2016
MENGENAL DAN CARA MENGKONVERSI SISTEM BILANGAN BINER, OCTAL, DECIMAL, HEXADECIMAL
SISTEM BILANGAN BINER
Radix (Basis) = 2 {0,1}
Suatu bilangan Biner dapat dituliskan atau ditandai dengan angka (2) dibawahnya, contoh penulisasnnya adalah seperti dibawah ini :
1011(2)
Keterangan :
SISTEM BILANGAN OCTAL / OKTAL
Radix (Basis) = 8 {0,1,2,3,4,5,6,7}
Suatu bilangan Biner dapat dituliskan atau ditandai dengan angka (8) dibawahnya, contoh penulisasnnya adalah seperti dibawah ini :
20 (8)
SISTEM BILANGAN DECIMAL / DESIMAL
Radix (Basis) = 10 {0,1,2,3,4,5,6,7,8,9}
Suatu bilangan Desimal dapat dituliskan atau ditandai dengan angka (10) dibawahnya, contoh penulisasnnya adalah seperti dibawah ini :
7225,25(10)
SISTEM BILANGAN HEXADECIMAL / HEXADESIMAL
Berasal dari kata HEXA yang artinya 6 dan DECEM yang artinya 10, jadi HEXADECIMAL memiliki
Radix (Basis) = 16 {0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F}
Suatu bilangan Desimal dapat dituliskan atau ditandai dengan angka (16) dibawahnya, contoh penulisasnnya adalah seperti dibawah ini :
7225,25(16)
KONVERSI BILANGAN BINER, OCTAL, DECIMAL/DESIMAL, DAN HEXADECIMAL / HEXADESIMAL
Sebelumnya, untuk mempermudah dalam memahami proses konversi suatu bilangan, maka perhatikan terlebih dahulu kebenaran Decimal seperti berikut, dengan cara konversi bilangan DECIMAL KE DECIMAL sebagaimana berikut ini :
7225,25(10) = 7x103 + 2x102 + 2x101 + 5x100 + 2x10-1 + 5x102
= 7000 + 200 + 20 + 5 + 0,2 + 0,05
= 7225,25
Contoh 1
= 8 + 0 + 2 + 1
= 11(10)
Contoh 2
111(2) = 1x22 + 0x22 + 1x21 + 1x20
= 4 + 2 + 1
= 7(10)
Contoh 3
111,01(2) = 1x22 + 1x21 + 1x20 + 0x2-1 + 1x2-2
= 4 + 2 + 1 + 0 + ¼
= 7,25(10)
Contoh 1
8(10) = 8 : 2 = 4, sisa = 0 (LSB)
= 4 : 2 = 2, sisa = 0
= 2 : 2 = 1, sisa = 0
= 1 (MSB)
= 1000(2)
Contoh 2
7(10) = 7 : 2 = 3, sisa = 1 (LSB)
= 3 : 2 = 1, sisa = 1
= 1 (MSB)
= 111(2)
Jika bilangan decimal berupa nilai pecahan, maka cara mengkonversinya adalah dengan diextract (dipisahkan antara bilangan bulat dengan bilangan pecahan) dan cara mengkonversinyapun juga berbeda, jika bilangan bulatdibagi 2, sedangkan bilangan pecahan dikali 2, selengkapnya silakan perhatikan contoh 3 berikut ini :
Contoh 3
12,375(10) = 12 : 2 = 6, sisa 0 (LSB)
= 6 : 2 = 3, sisa 0
= 3 : 2 = 1, sisa 1
= 1 (MSB)
= 1100,...??
= 0,375 x 2 = 0,750, sisa = 0 (MSB)
= 0,750 x 2 = 1,5, sisa = 1
(kenapa 0,5 karena sisanya sudah diambil) = 0,5 x 2 = 1,0, sisa = 1 (LSB)
= ...,011
= 1100,011(2)
Jadi, hasil konversi 12,375(10) adalah 1100,011(2)
Contoh 1
20(8) = 2 x 81 + 0 x 80
= 16(10)
16(8) = 1 x 81 + 6 x 80
= 14(10)
Contoh 1
16(10) = 16/8 = 2, sisa 0
= 20(8)
Contoh 2
28(10) = 28/8 = 3, sisa 4
= 34(8)
Langkah untuk melakukan konversi dari OCTAL ke BINER haruslah melewati DECIMAL terlebih dahulu, ilustrasi OCTAL---->DECIMAL-- -->BINER.
Contoh 1
14(8) = 1 x 81 + 4 x 80
= 8 + 4
= 12(10) = 12/2 = 6, sisa 0
= 6/2 = 3, sisa 0
= 3/2 = 1, sisa 1
= 1100(2)
Jadi hasil konversi 14(8) ke BINER adalah 1100(2)
Konversi HEXADECIMAL / HEXADESIMAL ke DECIMAL/DESIMAL
Contoh 1
12(16) = 1 x 161 + 2 x 160
= 16 + 2
= 18(10)
25(16) = 2 x 161 + 5 x 160
= 32 + 5
= 37(10)
TABEL KEBENARAN SISTEM BILANGAN
DECIMAL
|
BINER
|
OCTAL
|
HEXADECIMAL
|
0
|
0000
|
0
|
0
|
1
|
0001
|
1
|
1
|
2
|
0010
|
2
|
2
|
3
|
0011
|
3
|
3
|
4
|
0100
|
4
|
4
|
5
|
0101
|
5
|
5
|
6
|
0110
|
6
|
6
|
7
|
0111
|
7
|
7
|
8
|
1000
|
10
|
8
|
9
|
1001
|
11
|
9
|
10
|
1010
|
12
|
A
|
11
|
1011
|
13
|
B
|
12
|
1100
|
14
|
C
|
13
|
1101
|
15
|
D
|
14
|
1110
|
16
|
E
|
15
|
1111
|
17
|
F
|
16
|
10000
|
20
|
10
|
17
|
10001
|
21
|
11
|
18
|
10010
|
22
|
12
|
19
|
10011
|
23
|
13
|
20
|
10100
|
24
|
14
|
Komponen Dasar Elektronika
Dalam mempelajari elektronika, langkah awal yang harus kita lakukan adalah mempelajari dan mengenal terlebih dahulu komponen dasar elektronika. Dengan lebih mengenal dan mengetahui komponen – komponen dasar elektronikatersebut, maka kita akan dapat lebih mudah mempelajari elektronika dan membangun suatu sistem elektronika yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa jenis komponen dasar elektronika yang sering digunakan adalah resistor, kapasitor, induktor, transistor, dan transformator.
Gambar Komponen dasar elektronika
1. Resistor
Resistor merupakan salah satu komponen dasar elektronika yang berfungsi untuk menghambat (resist) arus yang mengalir dalam suatu rangkaian tertutup. Kemampuan suatu resistor dalam menghambat suatu arus dinamakan resistansi yang dinyatakan dalam satuan Ohm (). Besarnya resistansi suatu resistor sangat dipengaruhi oleh bahan dan suhu dari resistor tersebut.
Besarnya nilai resistansi suatu resistor dapat kita lihat dari gelang-gelang warna yang terdapat pada badan resistor.
Jumlah gelang warna pada resistor berbeda-beda, mulai dari 4 gelang warna hingga 6 gelang warna. Semakin banyak gelang warna, maka nilai resistansi resistor semakin akurat (semakin mendekati nilai yang sebenarnya).
Untuk resistor dengan 4 gelang warna, gelang pertama dan kedua menyatakan nilai resistansi resistor, gelang ketiga menyatakan factor pengali, dan gelang keempat menyatakan nilai toleransi. Contoh pembacaan nilai resistansi resistor :
Gelang ke-1 | Gelang ke-2 | Gelang ke-3 | Gelang ke-4
Warna Gelang Kuning Ungu Merah Perak
Nilai 4 7 100 10%
Warna Gelang Kuning Ungu Merah Perak
Nilai 4 7 100 10%
Pembacaan : 4700 toleransi 10% atau 4K7 ± 10%
2. Kapasitor
Kapasitor merupakan salah satu komponen dasar elektronika yang sering digunakan. Kapasitor merupakan komponen yang mampu menyimpan dan melepaskan muatan listrik. Kemampuan kapasitor dalam menyimpan muatan listrik disebut kapasitansi, yang dinyatakan dalam satuan farad (F).
Beberapa fungsi kapasitor :
- Menyimpan muatan listrik
- Mengatur frekuensi
- Sebagai filter
- Sebagai kopel (penyambung)
Struktur utama suatu kapasitor adalah terdiri dari 2 plat konduktor sejajar yang terpisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Contoh bahan dielektrik yang digunakan dalam suatu kapasitor adalah udara vakum, keramik, kaca, dsb.
Berbeda halnya dengan resistor yang dalam pemasangannya bisa dibolak-balik, pemasangan kaki kapasitor tidak boleh sembarangan. Hal ini dikarenakan kaki kapasitor ada yang bermuatan positif dan ada yang bermuatan negatif. Salah menempatkan kaki kapasitor dalam suatu rangkaian elektronika dapat mengakibatkan kapasitor tersebut menggelembung atau bahkan meledak. Penggunaan kapasitor dengan tegangan break yang lebih kecil dari tegangan kerja pada rangkaian juga dapat mengakibatkan kapasitor tersebut meledak.
Informasi mengenai kapasitansi, tegangan break, serta kaki muatan negative dapat diperoleh dari tulisan/lambang di badan kapasitor. Jika terdapat tulisan 100uF/16V, berarti kapasitor tersebut memiliki nilai kapasitansi 100uF dan tegangan break 16V. Sedangkan jika pada salah satu pangkal kaki kapasitor (di bagian badan kapasitor) terdapat tanda stri[ (‘ – ‘), berarti kaki tersebut bermuatan negative, sedangkan kaki satunya lagi bermuatan positif.
3. Induktor
Induktor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan sebagai beban induktif. Nilai induktansi sebuah induktor dinyatakan dalam satuan Henry. 1 Henry= 1000 mH (miliHenry). Induktor yang ideal terdiri dari kawat yang dililit, tanpa adanya nilai resistansi. Sifat-sifat elektrik dari sebuah induktor ditentukan oleh panjangnya induktor, diameter induktor, jumlah lilitan dan bahan yang mengelilinginya. Induktor dapat disamakan dengan kondensator, karena induktor dapat dipakai sebagai penampung energi listrik.
Di dalam induktor disimpan energi, bila ada arus yang mengalir melalui induktor itu. Energi itu disimpan dalam bentuk medan magnit. Bila arusnya bertambah, banyaknya energi yang disimpan meningkat pula. Bila arusnya berkurang, maka induktor itu mengeluarkan energi.
4. Transistor
Transistor merupakan salah satu komponen dasar elektronika yang pada prinsipnya, suatu transistor terdiri atas dua buah dioda yang disatukan. Agar transistor dapat bekerja, kepada kaki¬kakinya harus diberikan tegangan, tegangan ini dinamakan bias voltage. Basis¬emitor diberikan forward voltage, sedangkan basis¬kolektor diberikan reverse voltage. Sifat transistor adalah bahwa antara kolektor dan emitor akan ada arus (transistor akan menghantar) bila ada arus basis. Makin besar arus basis makin besar penghatarannya.
Berbagai bentuk transistor yang terjual di pasaran, bahan selubung kemasannya juga ada berbagai macam misalnya selubung logam, keramik dan ada yang berselubung polyester. Transistor pada umumnya mempunyai tiga kaki, kaki pertama disebut basis, kaki berikutnya dinamakan kolektor dan kaki yang ketiga disebut emitor.
Suatu arus listrik yang kecil pada basis akan menimbulkan arus yang jauh lebih besar diantara kolektor dan emitornya, maka dari itu transistor digunakan untuk memperkuat arus (amplifier).
Terdapat dua jenis transistor ialah jenis NPN dan jenis PNP. Pada transistor jenis NPN tegangan basis dan kolektornya positif terhadap emitor, sedangkan pada transistor PNP tegangan basis dan kolektornya negatif terhadap tegangan emitor.
Transistor dapat dipergunakan antara lain untuk:
- 1.Sebagai penguat arus, tegangan dan daya (AC dan DC)
- 2.Sebagai penyearah
- 3.Sebagai mixer
- 4.Sebagai osilator
- 5.Sebagai switch
Diantara semua komponen dasar elektronika, komponen inilah yang merupakan komponen dasar elektronika penyusun IC (komponen dasar elektronika yang lebih kompleks/terintegrasi).
5. Transformator (trafo)
Transformator (trafo) ialah komponen dasar elektronika yang berfungsi memindahkan tenaga (daya) listrik dari input ke output atau dari sisi primer ke sisi sekunder. Pemindahan daya listrik dari primer ke sekunder disertai dengan perubahan tegangan baik naik maupun turun.
Ada dua jenis trafo yaitu trafo penaik tegangan (stepup transformer) dan trafo penurun tegangan (stepdown transformer). Jika tegangan primer lebih kecil dari tegangan sekunder, maka dinamakan trafo stepup. Tetapi jika tegangan primer lebih besar dari tegangan sekunder, maka dinamakan trafo stepdown.
Pada setiap trafo mempunyai input yang dinamai gulungan primer dan output yang dinamai gulungan sekunder. Trafo mempunyai inti besi untuk frekuensi rendah dan inti ferrit untuk frekuensi tinggi atau ada juga yang tidak mempunyai inti (intinya udara).
Demikian uraian singkat mengenai komponen dasar elektronika, semoga bermanfaat.
Langganan:
Postingan (Atom)