Kamis, 01 September 2016

Apa Itu Multimeter (Ampere, Volt, Ohm Meter – AVOM) dan Cara Penggunaannya

Pada kesempatan kali ini, saya akan menjelaskan tentang multimeter atau yang orang-orang biasa menyebutnya AVOM (Ampere, Volt, Ohm Meter). Tanpa panjang lebar lagi, langsung saja kita kupas tuntas mengenai multimeter ini



multimeter

1. Tentang Multimeter

1.1 Apa Itu Multimeter?

Multimeter adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur tegangan listrik, arus listrik, dan tahanan (resistansi). Itu adalah pengertian multimeter secara umum, sedangkan pada perkembangannya multimeter masih bisa digunakan untuk beberapa fungsi seperti mengukur temperatur, induktansi, frekuensi, dan sebagainya.

1.2 Jenis-jenis Multimeter



multimeter analog


multimeter digital

Multimeter dikenal dalam 2 jenis bentuk, yang pertama adalah multimeter digital dimana hasil pengukuran ditampilkan dalam bentuk angka. Sedangkan yang kedua adalah multimeter analog yang menggunakan jarum sebagai penunjuk angkanya. Kedua kategori multimeter diatas fungsi dan cara penggunaannya sama, masing-masing dapat mengukur listrik AC, maupun listrik DC.

1.3 Fungsi Multimeter dengan Kategori Digital Multimeter

  1. Menguji dioda dengan tujuan untuk mendeteksi tingkat kerusakan akibat suatu hal yang tidak kita ketahui 
  2. Menguji kondensator 
  3. Menguji transformator 
  4. Mengukur tegangan DC 
  5. Mengukur arus DC 
  6. Mengukur tegangan AC 
  7. Pengecekan hubungan singkat 
  8. Menguji transistor PNP 
  9. Menguji kapasitor elektrolit 
  10. Pengukur resistansi pada multimeter 
  11. Penguji transistor NPN 

1.4 Bagian-bagian Pada Multimeter

Ada tiga bagian penting dalam multimeter, yaitu display, saklar selektor dan probe. Keterangan lebih jelas, dapat disimak penjelasan berikut:

Papan Skala :
digunakan untuk membaca hasil pengukuran. Pada papan skala terdapat skala-skala; tahanan/resistan (resistance) dalam satuan Ohm (Ω), tegangan (ACV dan DCV), kuat arus (DCmA), dan skala-skala lainnya

Saklar Jangkauan Ukur : 
digunakan untuk menentukan posisi kerja Multimeter, dan batas ukur (range). Jika digunakan untuk mengukur nilai satuan tahanan (dalam Ω), saklar ditempatkan pada posisi Ω, demikian juga jika digunakan untuk mengukur tegangan (ACV-DCV), dan kuat arus (mili Ampere – mikro Ampere). Satu hal yang perlu diingat, dalam mengukur tegangan listrik, posisi saklar harus berada pada batas ukur yang lebih tinggi dari tegangan yang akan diukur. Misal, tegangan yang akan diukur 220 ACV, saklar harus berada pada posisi batas ukur 250 ACV. Demikian juga jika hendak mengukur DCV.

Sekrup Pengatur Posisi Jarum (preset) : 
digunakan untuk menera jarum penunjuk pada angka nol (sebelah kiri papan skala).

Tombol Pengatur Jarum Pada Posisi Nol (Zero Adjustment) : digunakan untuk menera jarum penunjuk pada angka nol sebelum Multimeter digunakan untuk mengukur nilai tahanan/resistan. Dalam praktek, kedua ujung kabel penyidik(probes) dipertemukan, tombol diputar untuk memosisikan jarum pada angka nol.

Lubang Kabel Penyidik
tempat untuk menghubungkan kabel penyidik dengan Multimeter. Ditandai dengan tanda (+) atau out dan (-) atau common. Pada Multimeter yang lebih lengkap terdapat juga lubang untuk mengukur hfe transistor (penguatan arus searah/DCmA oleh transistor berdasarkan fungsi dan jenisnya), dan lubang untuk mengukur kapasitas. untuk lebih jelasnya lagi, silahkan perhatikan gambar di bawah ini.




2. Penggunaan Multimeter

Pada bagian ini, saya hanya akan memaparkan bagaimana caranya menggunakan multimeter tipe analog. Baik untuk mengukur kuat arus, tegangan maupun hambatan.

Adapun cara menggunakan multimeter ini ialah sebagai berikut :

Jika saklar menunjuk pada DC Volt (dcv) dapat digunakan mengukur :
  • Arus dalam suatu rangkaian (arus dc)
  • Mengukur (menguji) accu atau batere
Jika saklar menunjuk pada ohm meter dapat digunakan mengukur: Transistor, Tahanan, Potensiometer, VR (Variabel Resistor), Kondensator, LS, Kumparan, MF dan trafo, mengukur Kabel, dsb.

Jika saklar menunjuk pada AC Volt (acv) dapat dipakai untuk mengukur kuat tegangan AC, ada dan tidaknya arus listrik.

Jika saklar menunjuk pada DC ampere dapat dipakai untuk mengukur berapa banyak amperepada accu maupun batere atau catu daya (adaptor).

2.1 Pengukuran Kuat Arus (Ampere / A)

Sebelum menggunakan Amper meter untuk mengukur arus listrik perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

Pastikan bahwa arus yang diukur lebih rendah dari skala ukur yang dipilih, beberapa multi meter mempunyai batas maksimal 500 mA atau 0,5 A.

Metode memasang amper meter pada rangkaian adalah secara seri, pengukuran secara parallel dapat menyebabkan multimeter terbakar

Pastikan pemasangan colok ukur (test lead) tepat.

Sekala ukur amper meter pada multi meter sangat beragam, diantara 250 mA dan 20A. Contoh melakukan pengukuran arus kurang dari 250 mA.

Langkah mengukur:

Putar selector ukur kearah 250 mA

Pasang alat amper meter secara seri, yaitu colok ukur merah (+) ke beban atau lampu dan colok ukur hitam (negatip) ke arah negatip baterai

Baca hasil pengukuran pada angka maksimal 25, kemudian hasilnya kalikan dengan 10.

2.2 Pengukuran Tegangan (Volt / V)

2.2.1 Mengukur Tegangan DC

Baterai merupakan salah satu sumber listrik tegangan DC. Besar tegangan DC yang mampu diukur adalah 0 – 500 Volt DC. Posisi pengukuran terdiri dari 2,5 V, 10 V, 25 V, 50 V dan 500 V.Sebelum menggunakan Volt meter untuk mengukur arus listrik perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

Pastikan bahwa tegangan yang diukur lebih rendah dari skala ukur yang dipilih, misal mengukur tegangan baterai 12V DC maka pilih skala 25V DC.

Metode memasang Volt meter pada rangkaian adalah secara paralel, pengukuran secara seri dapat menyebabkan multimeter terbakar.

Pastikan pemasangan colok ukur (test lead) tepat.

Langkah mengukur tegangan baterai pada rangkaian

Putar selector ukur kearah 25 V DC.

Pasang alat volt meter secara paralel, yaitu colok ukur merah (+) ke positip baterai dan colok ukur hitam (negatip) ke arah negatip baterai.

Baca hasil pengukuran pada angka maksimal 25.

2.2.2 Mengukur Tegangan AC

Multi meter mampu mengukur tegangan AC sebesar 0 – 1000 Volt. Posisi pengukuran terdiri dari 10 V, 25 V, 250 V dan 1000 V. Sebelum menggunakan Volt meter untuk mengukur arus listrik perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

Pastikan bahwa tegangan yang diukur lebih rendah dari skala ukur yang dipilih, misal mengukur tegangan listrik sebesar 220 V maka pilih skala 250V AC.

Metode memasang Volt meter pada rangkaian adalah secara paralel, pengukuran secara seri dapat menyebabkan multimeter terbakar

Pemasangan colok ukur (test lead) dapat dibolak-balik.

Langkah mengukur tegangan listrik yaitu:

Putar selector ukur kearah 250 V AC

Pasang alat volt meter secara paralel, yaitu memasukkan colok ukur merah (+)dan colok ukur hitam (-) pada lubang sumber listrik.

Baca hasil pengukuran pada angka maksimal 25, kalikan hasil pengukuran dengan 10.

2.3 Pengukuran Hambatan (Ohm / Ω)

Sebelum menggunakan Ohm meter untuk mengukur tahanan perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

Pastikan bahwa tahanan yang diukur dalam rentang pengukuran efektif tahanan yang diukur, misal mengukur tahanan 220 Ω maka pilih skala1 X, tahanan 800 Ωmenggunakan 10 X, tahanan 8 K Ω menggunakan 1 x 1K.

Kalibrasi alat ukur sebelum digunakan, dengan cara menghubungkan singkat colok ukur, dan mengatur jarum pada posisi 0 (nol).

Pengukuran tidak boleh pada rangkian uyang dialiri listrik, jadi matikan sumber dan lepas komponen saat melakukan pengukuran.

Langkah mengukur tahanan

Putar selector ukur kearah 1X Ω.

Kalibrasi alat ukur dengan cara menghubungkan singkat colok ukur, dan mengatur jarum pada posisi 0 (nol) dengan memutar Ohm calibration.

Hubungkan colok ukur ke tahanan yang diukur.

Baca hasil pengukuran.

HP=PJxBU

HP=Hasil Pengukuran ; PJ=Penunjukkan Jarum ; BU=Batas Ukur


Sumber : http://irsad.blog.upi.edu/2015/03/17/apa-itu-multimeter-ampere-volt-ohm-meter-avom-dan-cara-penggunaannya/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar